Skip to content
Home » Blog » Kenalan Yuk: 3 Jenis Serat Benang Rajut

Kenalan Yuk: 3 Jenis Serat Benang Rajut

Rajut bukan sekadar hobi kreatif, tetapi juga perjalanan eksplorasi akan berbagai jenis serat benang yang membuat setiap proyek rajutan menjadi unik. Dalam dunia rajutan, pemilihan serat benang memegang peranan penting dalam menentukan hasil akhir karya. Di dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tiga jenis serat benang yang berbeda: Serat Protein, Serat Tanaman, dan Serat Sintetis.

Setiap jenis serat memiliki karakteristik uniknya, membawa kelebihan dan kekurangan tersendiri. Apapun level merajut kamu, baik seorang pemula yang mencari serat rajutan yang mudah diatur atau perajut yang sudah mahir yang ingin mendalami tentang serat benang secara lebih mendalam, yuk kita pelajari lebih banyak tentang apa yang membuat setiap jenis serat benang begitu istimewa. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang Serat Protein, Serat Tanaman, dan Serat Sintetis, kamu dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam menentukan benang yang sesuai untuk proyek rajutan berikutnya. Mari kita mulai!

1. Serat Protein

Serat protein terdiri dari serat alam hewan, seperti wol dan sutra. Kelompok serat protein terdiri dari serat hewan (wol dan rambut hewan lainnya, juga dikenal sebagai serat α-keratin) dan serat serangga (sutra, serat fibroin). Baik α-keratin maupun fibroin adalah protein serat. Berdasarkan analisa dari unsurnya, serat protein menunjukkan bahwa mereka mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Secara umum, serat protein memiliki kekuatan, ketahanan, dan elastisitas yang moderat.

Jenis serat ini biasanya memerlukan frekuensi pencucian yang lebih sedikit dibandingkan serat lainnya, dan akan mempertahankan bentuknya saat dikeringkan setelah ditarik dan diblok. Wol sering dicampur dengan serat lain untuk meningkatkan daya tahan.

Contoh serat protein adalah wol merino, alpaka, yak, mohair, angora, llama, dan kashmir.

Kelebihan:

  • Hangat, nyaman, breathable, dan sangat isolatif.
  • Tahan lama dan mudah ditarik.
  • Fleksibel dan mudah dicuci.
  • Tersedia dalam banyak jenis dan variasi.

Kekurangan:

  • Dapat menimbulkan rasa gatal.
  • Dapat memicu reaksi alergi.
  • Kadang rentan terhadap pilling.
  • Dapat terlalu hangat untuk iklim tropis, kecuali dicampur dengan serat lain.
  • Harganya lebih mahal.

Untuk memahami lebih lanjut tentang struktur serat protein, kunjungi tautan ini.

2. Serat Tanaman

Serat tanaman terdiri dari serat alam tumbuhan, seperti katun, linen, jute, hemp, dan benang rami yang cukup mudah untuk ditemui di pasaran. Benang katun (kapas) jauh lebih banyak tersedia dan sangat terjangkau. Serat benang berbasis tanaman sebagian besar kuat dan ekonomis.

Karena sifatnya yang mudah menyerap cairan dan memiliki kualitas sirkulasi udara yang baik, serat benang tanaman sering digunakan untuk merajut pakaian musim panas ringan atau aksesoris dapur, serta proyek yang memerlukan stitch dengan definisi yang rapi dan tegas. Ini juga merupakan pilihan yang baik jika Anda alergi atau teriritasi oleh serat berbasis hewan. Berbeda dengan serat hewan yang berbulu, serat katun dan linen sangat halus. Tetapi untuk proyek yang lebih besar, serat benang tanaman bisa terlalu berat dan mudah menyerap kotoran.

Kelebihan:

  • Cocok untuk iklim tropis.
  • Mudah ditemui.
  • Harganya terjangkau.
  • Kuat dan tahan lama.

Kekurangan:

  • Menyerap kotoran lebih mudah sehingga kadang cukup sulit untuk dicuci.
  • Tidak elastis.
  • Mudah berkerut sehingga penyimpanan perlu diperhatikan.
  • Berat untuk proyek besar.

Untuk memahami lebih lanjut tentang struktur dan detail serat tanaman, kunjungi tautan ini.

3. Serat Sintetis

Benang sintetis dibuat dengan bahan kimia. Biasanya jauh lebih murah daripada jenis benang hewan atau tanaman, dan biasanya lebih mudah untuk dirawat. Akrilik adalah serat buatan umum yang sering disebut “wol tiruan” karena sifat retensi panasnya. Harganya jauh lebih murah daripada serat alami, menjadikannya pilihan ekonomis untuk pemula yang ingin belajar membuat proyek rajutan pertamanya. Meskipun kuat, akrilik tidak seabsorben atau memiliki sirkulasi udara (breathable) sebaik serat wol. Oleh karena itu, perbedaan kehangatan akrilik dengan wol dapat sangat terasa. Namun, serat sintetis seperti akrilik tahan mesin cuci, sehingga akan memudahkan kamu dalam perawatan hasil rajutan yang besar seperti tas, alas duduk, dan selimut.

Contoh serat sintetis adalah akrilik, nilon, poliester, rayon.

Kelebihan:

  • Terlihat mirip dengan wol.
  • Harganya sangat terjangkau.
  • Ringan untuk proyek besar.
  • Hangat dan cocok sebagai pengganti bagi orang yang alergi terhadap wol.
  • Perawatannya mudah karena dapat dicuci menggunakan mesin cuci.

Kekurangan:

  • Hangat tapi tidak breathable, sehingga dapat terasa panas.
  • Tidak elastis terutama saat diblok.
  • Kadang bahannya terasa kasar dan kaku.
  • Kurang menyenangkan saat dirajut karena tidak memiliki minyak alami seperti yang dimiliki serat protein.

Kesimpulan

Dalam dunia rajut, kita menyaksikan dan merasakan keindahan dan keunikan dari masing-masing serat benang. Serat Protein, dengan hangatnya dan keelastisitasannya, memberikan dimensi khusus pada setiap karya rajutan. Serat Tanaman, dengan kekuatan dan kemampuan penyerapannya, menjadi pilihan ideal untuk proyek musim panas atau yang membutuhkan stitch definition yang rapi dan tegas.

Tidak kalah menariknya, Serat Sintetis membuka pintu untuk kreativitas tanpa batas dengan sifat yang lebih terjangkau dan mudah perawatannya. Pilihan antara serat-protein, serat-tanaman, atau serat-sintetis bukanlah sekadar keputusan praktis, tetapi juga ekspresi dari gaya, preferensi, dan tujuan proyek kreatif kamu.

Selamat menjelajahi dunia serat benang yang tak terbatas, dan semoga setiap rajutan menjadi karya yang penuh makna dan indah. Sampai jumpa di artikel tentang benang berikutnya!

Referensi

  • Ashraf, Muhammad Rehan. Structure of Protein Fibers(Wool). Diakses dari tautan ini.
  • Madsen, Bo. 2004. Properties of Plant Fiber Yarn Polymer Composites: An Experimental Study. Diakses dari tautan ini.
  • Nilsson, Klara. 2023. Yarn Types and Fibers Explained. Diakses dari tautan ini.
  • ScienceDirect. 2008. Protein Fibre. Diakses dari tautan ini.

Ethera

The finest merino wool combined with the ethereal lotus plant fiber.